Praktik Penyuluhan Kesehatan dan Swamedikasi Penyakit Degeneratif
Gagal Jantung
Pasien mengalami serangan jantung dan telah melakukan pemasangan ring. Obat yang
diresepkan pasien yaitu opivask (amlodipin) 5 mg, crestor (rosuvastatin) 20 mg, ISDN 5 mg,
plavix (clopidogrel), dan lipanthyl supra (fenofibrat). Namun setelah konfirmasi dengan dokter,
lipanthyl supra tidak diberikan karena fibrat dapat meningkatkan efek samping atau toksisitas
statin dan kadar TG pasien masih < 200 mg/dL sehingga belum memerlukan fibrat untuk
menurunkan TG. Semua obat diminum sekali dalam sehari. Opivask untuk mencegah serangan
jantungnya kambuh, diminum pagi hari setelah makan. Plavix untuk mencegah penyumbatan
pembuluh darah, diminum siang hari setelah makan dan diusahakan dikonsumsi di jam yang
sama tiap hari agar efektivitasnya tetap. ISDN untuk mencegah nyeri dada diminum sore hari
saat perut kosong, caranya tablet diletakkan di bawah lidah dan tidak digigit. Cresor untuk
menurunkan kolesterol diminum malam hari setelah makan. Efek sampignya yaitu rasa tidak
nyaman di perut, konstipasi, diare, dan nyeri otot. Pasien disarankan untuk banyak istirahat,
melakukan olahraga ringan, tidur dengan teratur, menghindari stres, optimis dengan
kesehatannya, memperbanyak berdoa, minum air putih yang cukup, dan menjaga pola makan
seperti makan sayuran, kacang-kacangan, dan buah, menghindari makanan berminyak dan soft
drink, daging merah, seafood, serta menghindari rokok. Selain itu, pasien juga perlu menjaga
berat badan dan kontrol rutin terkait dengan tekanan darah dan kolesterolnya.
Olahraga yang dianjurkan yaitu jalan kaki 30-60 menit per hari, bukan olahraga yang berat.
Pasien dapat diberi obat generik untuk mengurangi biaya, tetapi harus melalui kesepakatan
dengan dokter dan pasien. Karena pasien hanya mendapat 10 tablet untuk masing-masing obat,
maka ketika obat sudah hampir habis pasien harus segera menebus obat kembali.
Ketika menerima resep dari dokter, apoteker/TTK harus menanyakan terkait three prime
question sebelum melakukan skrinis resep.
Pemberian crestor bukan untuk menurunkan lipid, tetapi menstabilkan plak agar tidak bertambah
dan memperburuk penyumbatan. Ketika pasien merasa nyeri, ISDN diminum 3x dijeda 5 menit
tiap kali minum. Apabila selang beberapa waktu pasien merasa nyeri kembali, ISDN dapat dikonsumsi kembali. Namun, apabila nyeri tidak kunjung hilang, maka pasien harus segera ke dokter.
Gout
Pasien mengeluh nyeri pada sendi pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan,
kram, dan kaku pada kedua kaki, muncul terutama pagi setelah bangun tidur. Pasien diresepkan
obat kolkisin 0,5 mg, allopurinol 100 mg, cataflam 50 mg, dan neurodex. Kolkisin untuk
mengobati asam urat, diminum dua kali sehari yaitu pagi dan malam. Allopurinol untuk
menurunkan kadar asam urat, diminum satu kali sehari dan diusahakan diminum di jam yang
sama setiap harinya. Cataflam untuk meredakan nyeri, diminum dua kali sehari yaitu pagi dan
malam. Neurodex untuk mengatasi kram otot, diminum satu kali sehari saat siang hari. Obatobatan ini diminum dengan air dan langsung ditelan, tidak boleh digigit, dikunyah, atau dipecah.
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu nyeri perut, pusing, dan mual. Pasien disarankan untuk
menghindari makan makanan yang dapat meningkatkan asam urat seperti jeroan, soda,
minuman manis, daging merah, udang, dan kerang. Pasien juga perlu meningkatkan konsumsi
air putih, sayur, dan produk susu yang rendah lemak, olahraga ringan, serta rutin kontrol untuk
memeriksa asam urat.
Olahraga ringan yang dapat dilakukan seperti pemanasan, stretching, atau yoga. Olahraga
dilakukan saat pasien tidak merasakan nyeri. Namun, pasien harus menghindari olahraga berat
yang dapat membebani sendi.
Cataflam merupakan golongan NSAID yang dapat mengiritasi lambung sehingga harus diminum
setelah makan.
Ketika menerima resep dari dokter, apoteker/TTK harus menanyakan terkait three prime
question sebelum melakukan skrinis resep. Three prime question meliputi apa yang
disampaikan dokter terkait obat, apakah dokter sudah menjelaskan kondisi pasien, dan hasil
yang diharapkan dari terapinya.
Pasien mengalami gout akut (serangan kurang dari dua minggu) sehingga allopurinol tidak
diberikan terlebih dahulu karena dapat menginduksi serangan dan pasien merasakan nyeri.
Terapi yang diberikan hanya kolkisin, cataflam, dan neurodex. Kolkisin merupakan obat untuk
gout akut dengan serangan kurang dari 12 jam, dengan dosis awal 1 mg dan 1 jam kemudian
menjadi 0,5 mg. Cataflam dapat dihentikan ketika pasien sudah tidak merasakan nyeri. Pada
saat pasien sudah tidak merasakan nyeri (tidak harus menunggu dua minggu), maka allopurinol
dapat diberikan.
Makanan yang dapat meningkatkan asam urat adalah makanan yang tinggi purin, seperti
kacang-kacangan, seafood, daging merah, dan soda.
Osteoporosis (penyuluhan)
Osteoporosis atau tulang keropos adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa
tulang dan disertai dengan penurunan kualitas jaringan tulang sehingga menyebabkan
kerapuhan tulang. Osteoporosis dibagi menjadi dua, yaitu osteoporosis primer dan sekunder.
Osteoporosis primer terjadi pada wanita lansia atau pasca manopause, sedangkan osteoporosis
sekunder terjadi karena penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, rheumatoid arthritis, atau
gaya hidup yang salah. Faktor risiko osteoporosis meliputi usia lanjut, jenis kelamin perempuan,
riwayat keluarga, indeks massa tubuh yang rendah, merokok, konsumsi alkohol dan kafein,
kurang aktivitas fisik, kurang asupan kalsium, kurang papaaran sinar matahari, serta
penggunaan obat kortikosteroid, antikejang, antikoagulan, atau methotrexate. Gejala
osteoporosis meliputi nyeri tulang, tinggi badan berkurang, nyeri punggung, punggung
membungkuk, dan patah tulang. Untuk mendiagnosa osteoporosis, dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium, dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA), dan computed
tomography. Terapi farmakologi osteoporosis terdiri dari:
1. Lini pertama: alendronat po 10 mg/hari, risendronat po 5 mg/hari, asam zoledronat IV 5
mg/tahun, denosumab SC 60 mcg/6 bulan
2. Lini kedua: ibandronate po 150 mg/bulan, reloxifene po 60 mg/hari, teriparatide SC 20
mcg/hari
3. Lini terakhir: calcitonin intranasal 200 U (1 semprot)/hari
4. Terapi komplementer: kalsium 1000-1200 mg/hari, vitamin D 800-1000 unit/hari
Osteoporosis dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
1. Memenuhi asupan kalsium dan vitamin D untuk meningkatkan kepadatan tulang
2. Melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan tulang
3. Menghindari rokok dan alkohol
4. Berjemur di pagi hari
5. Menghindari faktor risiko jatuh seperti tempat yang licin atau gelap
Pasien disarankan untuk periksa ke dokter ketika mengalami gejala nyeri punggung yang tidak
kunjung sembuh, patah tulang tanpa sebab yang jelas, dan postur tubuh membungkuk, terutama
bagi wanita pasca menopause dan lansia.
RA
Pasien mengeluh nyeri dan kaku pada sendi kaki dan tangan terutama saat pagi yang disertai
bengkak. Pasien juga memiliki riwayat penyakit gastritis. Setelah melakukan pemeriksaan ke
dokter, hasil rontgen menunjukkan ada peradangan pasa sendi dan rheumatoid factornya positif.
Maka dari itu, pasien didiagnosa rheumatoid arthritis, yaitu penyakit peradangan sendi yang
menimbulkan nyeri dan bengkak pada sendi. Penyakit ini merupakan autoimun, dimana sistem
kekebalan tubuh keliru menyerang peradangan pada sendi. Pasien diresepkan obat
methotrexate 2,5 mg, pehacort, dan celecoxib 100 mg. Methotrexate digunakan untuk
mencegah perburukan sendi, diminum sekali sehari sebelum makan, dan efek sampingnya
berupa diare, penurunan kadar asam folat, dan sakit kepala. Pehacort mengandung prednisone 5 mg
yang digunakan untuk mengurangi peradangan dan bengkak, diminum sekali sehari setelah
makan, dan efek sampingnya yaitu gangguan penglihatan, pusing, peningkatan nafsu makan,
gastritis. Celecoxib digunakan untuk mengatasi nyeri sendi, dikonsumsi dua kali sehari jika nyeri
saja, dan efek samping yang mungkin terjadi yaitu diare, pusing, disfagia, dan dispnea. Efek
samping obat-obat ini tidak selalu terjadi. Namun, jika gejala yang rasakan tidak kunjung
membaik atau mengalami efek samping yang parah, maka disarankan untuk segera pergi ke
dokter. Pasien dapat disarankan untuk diberi omeprazole 20 mg apabila gastritisnya masih
sering dialami, diminum sekali sehari satu jam sebelum makan dan juga asam folat dua tablet
satu kali seminggu untuk mencegah kekurangan asam folat akibat metotreksat. Selain obatobatan, pasien juga disarankan untuk kompres hangat pada sendi yang sakit, istirahat yang
cukup, makan makanan bergizi, berjalan 30 menit setiap hari, latihan aerobik seperti yoga, dan
diet untuk menurunkan berat badan.
Rheumatoid arthritis, rematik, dan gout sama-sama nyeri sendi, tetapi ketiganya berbeda.
Rematik merupakan istilah untuk nyeri sendi, rheumatoid arthritis merupakan nyeri sendi karena
autoimun, sedangkan gout merupakan nyeri sendi yang disebabkan asam urat yang tinggi.
Metotreksat dan prednison (golongan glukokortikoid) digunakan untuk peradangannya,
sedangkan celecoxib digunakan sebagai analgesik untuk mengatasi nyerinya. Celecoxib dipilih
karena merupakan NSAID selektif COX-2 yang memiliki efek rendah pada gastritis, sedangkan
pasien memiliki riwayat gastritis.
Hiperkolesterol
Pasien mengeluh pusing dan terasa berat di tengkuk. Kadar kolesterol totalnya lebih dari
normal, yaitu 220 mg/dL. Peningkatan kadar kolesterol pada pasien disebabkan pasien
memakan makanan berlemak. Rekomendasi terapi yang diberikan kepada pasien yaitu
Paracetamol 500 mg untuk mengatasi pusingnya, diminum tiga kali sehari setelah makan. Obat
PCT dapat dihentikan penggunaannya jika gejala pusing sudah tidak lagi dirasakan. Namun, jika
pusingnya masih berlanjut atau justru semakin memburuk, maka dapat konsultasi atau periksa
ke dokter. Pasien tidak diberi obat untuk menurunkan kolesterol di apotek karena obat-obatan
golongan statin merupakan golongan obat keras dan bukan termasuk obat wajib apotek
sehingga perlu ditebus dengan resep dokter, sedangkan pasien tidak membawa resep dan
belum ke dokter. Selain obat, pasien disarankan terapi penunjang yaitu mengurangi makanan
berlemak, melakukan aktivitas fisik ringan, meningkatkan konsumsi makanan berserat, banyak
minum air putih, dan istirahat yang cukup.
Penyakit kardiovaskular, termasuk hiperkolesterolemia, tidak memiliki gejala khusus atau
spesifik. Namun, pusing yang dirasakan pasien bisa jadi merupakan gejala hiperkolesterolemia.
Akumulasi kolesterol dalam darah dapat menyebabkan kekentalan darah serta kerusakan pada
pembuluh darah dan saraf, sehingga pasien menjadi pusing.
Pasien dapat disarankan untuk mengecek kolesterol di apotek lalu konsultasi ke dokter. Apabila
pasien sudah pernah mengkonsumsi/diresepkan Lipitor atau obat statin lain sebelumnya, maka
obat tersebut dapat diberikan tanpa resep. Pasien juga dapat disarankan obat-obatan
komplementer atau suplemen seperti minyak ikan. Obat untuk mengatasi pusing pasien tidak
harus paracetamol, tetapi juga dapat diberikan NSAID lain selama tidak kontraindikasi dengan
pasien.
Komentar
Posting Komentar